Tuesday, April 28, 2009

Suster Ngesot

Sudah seminggu ini aku sendirian di rumah.
Dan bila aku hidup di film,, wah.. akan ada banyak versi.

Versi thriller : Saatnya pembunuh berantai berkeliaran ...
Film remaja : Yay.. it's time to party ..!
Film Macaulay Culkin : Home Alone 1, 2, 3, 4 .... dan cerita dia kawin muda, setelahnya ...
Horror : Hantu versi mana ?? Jepang, Thailand, Indonesia ...? Atau Hollywood ..?
Tak ada hantu yang seram di Hollywood.

Betul ...
The Ring adalah remake dari Jepang, dan Shutter itu cuma seujung kuku dibanding Shutter asli Thailand. Atau The Eye yang di-remake dari Taiwan ..? Temanku yang laki-laki malah menahan nafas bukan karena ngeri, tapi karena Jessica Alba.

Selain The Others, kenapa menurutku film hantu Hollywood yang keren selalu merupakan remake film Asia ..?
Itu karena mereka semua hidup serba ilmiah, tak ada demit tak ada mistik, tak ada yang penasaran akan mati penasaran.
Paling yang ada Zombie ... dan hantu jenis ini bukan berasal dari alam lain. Kakinya masih menapak tanah.

Beda kali dengan kita, Indonesia..
Hantu di negara kita ini banyak sekali macamnya. Sebutkanlah apa saja ... dari zaman Suzanna sampai Julia Perez ...
Saking banyaknya film hantu, rasanya aku tak takut lagi.

Tapi .. selamanya aku akan takut pada Suster Ngesot.
Temanku berkata, jauh lebih masuk akal untuk takut pada Kuntilanak ..
Kuntilanak bisa terbang, ke manapun kau pergi, bila ia punya dendam akan dikejarnya kau sampai kuburan.
Sementara Suster Ngesot ?? Kau tinggalkan ke lantai atas, paling dia cuma menunggu di bawah anak tangga.

Ah,, kubilang .. kau hanya tak tahu Suster itu punya energi yang tak kau kira bisa dimiliki oleh orang yang berkaki cacat.

Kalau ada satu film hantu yang membuatku mengintip dari sela jari tangan saat menontonnya, maka itu adalah Bangsal 13.
Entah karena ada Suster Ngesot, atau karena ini adalah film hantu Indonesia yang diproduksi pada masa Horror masih merupakan genre film, bukan komoditas bisnis.

Kenapa Suster Ngesot ..??
Entah ...
Rasanya seram luar biasa membayangkan sesuatu berada di dekat kakimu, merenggut kakimu dan menyeretmu...
Membayangkan deritanya hingga ia berubah dari sosok paling mulia menjadi yang ditakuti.


Ketakutanku pada Suster Ngesot bermula belasan tahun lalu, ketika aku masih anggota PMR yang sering melakukan kegiatan di Rumah Sakit.
Di suatu malam, di samping kamar mayat.. Kami BT luar biasa sampai rasanya semua jenis tebakan dan permainan sudah selesai dikeluarkan, ketika ada Senior yang bercerita tentang Legenda Suster Ngesot. Suster cantik yang biasanya berkeliling di lorong Rumah Sakit seperti yang selalu dilakukannya ketika masih berdinas.
Hanya saja sekarang, dia tak lagi berjalan.

Dan detik itulah,, tepat di akhir kalimat ini... Aku yang membelakangi lorong terbuka itu,, mendengar bunyi ganjil ... "sot.. sret .. set ..."
Alamaak jaaang ....!!
Aku terpaku.
Bahkan tak berani memutar kepala menengok ke belakang.
Aku berusaha mencari jawaban yang lebih masuk akal.
Itu hanyalah suara angin berhembus, gesekan daun, dengusan ingus seseorang, bunyi desisan ular (ini sama seramnya), atau bunyi selimut disibakkan (ini tambah seram lagi, karena satu-satunya ruangan yang ada dekat situ adalah kamar mayat).

Aku tetap tak berani melihat ke belakang. Yang kulakukan hanyalah menatap teman yang duduk tepat di seberangku. Dia sedang tertawa, dan di matanya tak ada tanda-tanda melihat sesuatu yang tak biasa.
Aman,, tak ada apa-apa di belakangku.
Paling tidak dia tak melihat apa-apa di belakangku.

Huff ...

Hidup di Kalimantan yang masih terdapat banyak hutan dan tempat tak terjamah, membuat masa kecil sampai remajaku tak jauh-jauh dari cerita makhluk dunia lain.
Di depan rumah Nenekku ada pekuburan yang dipenuhi ilalang.
Di dekat rumahku dulu ada hutan bakau yang katanya merupakan pintu masuk ke alam lain.
Bahkan Ibuku mengatakan ia pernah bertemu dengan sosok ganjil berhidung panjang di pos ronda.
Ayahku ..
Haa,, dia sering sekali.. Saking seringnya hingga ia bercerita dengan gaya santai yang sama ketika ia bercerita bertemu dengan manusia hidup.

Itulah mungkin kenapa aku tak tumbuh menjadi perempuan kecing.
Asalkan .. Jangan pertemukan aku langsung. Jangan dikasih lihat, jangan dikasih dengar.
Karena bila itu terjadi, aku yakin aku akan menjadi orang paling penakut sedunia.

Hanya mendengar cerita saja,, itu seru.
Temanku ada yang bisa melihat.
Dulu waktu nge-kos, aku menempati kamar yang baru selesai dibangun. Akulah penghuni pertama.
Malam pertama, beberapa teman main ke sana. Katanya, kamarku masih kosong.
Di satu saat, aku melihat temanku ini bergidik sedikit.
Tak kutanya ia, belakangan baru aku tau kenapa. Sebelum pamit, dia berkata..
"Muzda, temanmu sudah datang. Di sana, di pojok dekat kamar mandi, perempuan..."

Aku mengernyit kening,, dia bilang teman.. berarti tak apa-apa.
Malamnya, aku melihat ke sudut itu sebelum memejamkan mata.

Nah, baru-baru ini, seorang temanku menginap di kamarku yang sekarang ..
Besoknya dia cerita, bahwa ada seorang perempuan duduk di depan lemari pakaian.
Itu berarti di samping tempatku tidur.
Di belakangku sekarang yang sedang menghadap komputer.
Di depan lemari ??
Aih, kalau memang benar, pantas saja lemari itu berkerit setiap kali dibuka.

PS :
Untukmu semua yang merasa telah kutulis di sini tanpa ijin, tolong tetaplah berada di alammu.. Karena aku tak punya keberanian untuk langsung berhadapan denganmu.

Thursday, April 23, 2009

Famous Last Words


Beginilah bila My Chemical Romance patah hati :

Now I know .. That I can't make you stay
But where's your heart ..
But where's your heart, but where's your ..

And I know .. There's nothing I can say
To change that part ..
To change that part, to change ..



Pernahkah kau patah hati ?
Tentu pernah, kan ..?
Sayangnya aku bukan pujangga ..
Bila iya,, tentu banyak yang bisa kupuisikan tentang hati yang patah itu.
Mulai dari prosesnya, kesakitannya, tangisnya, kemarahannya, dendamnya, dan harapannya ...

Dan seberapa sering kau pernah patah hati ..?
Apakah sama dengan jumlah berapa kali kau jatuh cinta ..?

Sewajarnya memang harus sama, tapi kau tentu paham bahwa kita lebih kerap patah hati dari pada jatuh cinta kan ..?
Pola yang wajar : jatuh cinta - menjalin cinta - baru kemudian patah hati
(maksudku, bila kau putus hubungan di tengah jalan..)
Tapi yang kerap terjadi adalah.. Kita lebih sering patah hati ..

Kenapa ..?
Menurutku, karena kita tidak harus selalu jatuh cinta untuk menjalin suatu hubungan.

Sementara ...
Cinta itu rasanya terlalu berat.
Kadang kita hanya perlu alasan sederhana untuk memulai hubungan dengan lawan jenis ..
Hanya butuh sayang, suka, nyaman, have a nice time together, have something in common .. Atau bisa juga dari rasa iba..
Entahlah .. Begitu banyak alasan.
Dan mungkin karena ini jugalah kata-kata "I Love You" rasanya lebih populer untuk diucapkan, ketimbang "Aku cinta kamu".

Coba saja kau ucapkan kata "Aku cinta kamu" pada orang yang baru kau pacari 1 bulan..
Lihat reaksinya.. melongo, mendadak diam, atau salah tingkah, atau malah bisa-bisa dia kabur..
Beda dengan "I Love You", kau bisa bilang berkali-kali, tidak akan membuat pasanganmu tersedak tidak keruan..
Dengan kata-kata bahasa asing itu kau malah akan semakin membuat dia tersenyum merona ...

Karena CINTA, adalah kata yang hanya diungkapkan oleh dua tipe orang :
1. Orang yang betul-betul mencintaimu ; atau
2. Tukang gombal

Serius.
Cobalah perhatikan..

Lalu,, bagaimana dengan orang yang tak bisa mengatakan cinta ..??
Kau bisa tahu lewat tindakannya ..

Dan bagaimana dengan mereka yang terlalu gengsi untuk menunjukkan cinta ..??
Nah, ini dia ....
Mati.
Mati sajalah bila merasakan cinta,, tapi terlalu tinggi hati untuk mengakuinya.

Ada seorang temanku mengatakan bahwa aku ini perempuan berhati batu.
Ah,, dia hanya belum tahu .. Walaupun mungkin selera musikku cadas, tapi hati ini masih terbuat dari daging.

Tuesday, April 21, 2009

Hey,, Kartini Digugat ...

Hari Kartini tahun ini, mengingatkan aku pada tahun lalu.
Tahun 2008, pada 100 tahun Kebangkitan Nasional, aku tergabung dengan Panitia Peringatan 100 tahun Kongres I Boedi Oetomo...
Salah satu rangkaian acaranya adalah Sarasehan Menuju Indonesia Mulia, yang dimaksudkan untuk menggali kembali nilai-nilai luhur perjuangan Boedi Oetomo, sebagai organisasi pemuda pertama yang berwawasan kebangsaan.

*Ya, kau benar,, aku mengutip dari Kerangka Acuan Kegiatan itu, yang sepertinya sudah kuhafal di luar kepala ...

Di sarasehan ini dibacakan salah satu surat Kartini oleh seorang wanita luar biasa, Nyi Iman Soedijat, murid Ki Hajar Dewantara.
Surat yang dibacakan dalam Bahasa Belanda itu berisi semacam prediksi Kartini, bahwa akan tumbuh suatu gerakan yang digagas oleh kaum muda untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Hmm, aku tak tahu pasti terjemahan tepatnya seperti apa, tapi begitu intinya.
7 tahun setelah Kartini menuliskan surat itu, Boedi Oetomo lahir.
Dan saat itu, Panitia meyakini, bahwa Kartini tak hanya berjuang untuk emansipasi wanita, tapi secara keseluruhan beliau juga berjuang untuk emansipasi bangsa.

Wah...
Ternyata ide di kepalanya tidak hanya tentang mensejajarkan peran wanita, tapi juga kemajuan dan kemerdekaan bangsa secara keseluruhan.
Terus terang, hal yang seperti itu baru pertama kali kudengar, karena di buku pelajaran sekolahku diberitahukan bahwa Kartini adalah Pahlawan Nasional, pencetus emansipasi wanita, oleh karena itu maka tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.
Hari yang biasanya diperingati dengan kebaya.

Dan hari ini, menyadari banyak status of the day di Facebook menjadi ajang perdebatan antara laki-laki dan perempuan,, dan melihat anak-anak TK berkebaya dan berdandan seperti foto terkenal itu, aku langsung googling mencari ragam pendapat tentang Kartini, yang pernah dipertanyakan kepahlawanannya...
Dan kemudian kutemukan dalam beberapa tulisan dan komentar, ternyata Kartini memang banyak digugat.

- Bahwa Kartini adalah perempuan yang hanya bisa mengeluh lewat surat-suratnya, bahkan kemudian bersedia dijodohkan.
- Bahwa kepeloporan Kartini dalam emansipasi wanita di Indonesia disesalkan, karena jauh sebelum masanya, sudah ada Tribhuwana Tunggadewi dan Ratu Sima
- Bahwa Kartini tidak begitu cocok dengan perjuangan wanita masa kini, karena ia dianggap "menyerah"
- Bahkan ada pendapat, bahwa Kartini bukan pahlawan karena bukan Islam tapi beragama Katolik ???


Nah,, yang terakhir ini yang sangat mengejutkanku.
Apa hubungannya kepahlawanan dengan agama ...??!
Tak ada.

Anyway...
Aku teringat dengan pendapat yang kubaca entah di mana, bahwa mungkin Kartini sekarang sedih melihat nasib wanita Indonesia yang sekalipun beranjak maju jauh melebihi impiannya, tetapi juga telah menjadi kebablasan..
Keliru memaknai emansipasi wanita yang digadangnya.
Atau tentang bagaimana penerapannya kemudian berbenturan dengan norma masyarakat dan agama.

Sekali waktu di televisi aku pernah mendengar Butet Kertaredjasa berkata, bahwa kodrat wanita itu hanya ada dua, hamil dan menyusui.

Menurutku, ini sanjungan yang luar biasa pada wanita. Menjadi Ibu bukan merupakan takdir yang membatasi geraknya, tapi justru merupakan kelebihan.

Dan inilah mungkin yang mendorong Kartini untuk menikah, dijodohkan atau tidak, belakangan terlihat
kan, bahwa suaminya mendukungnya untuk mendirikan sekolah perempuan di Rembang ...
Menjadi madu atau tidak, tentu dia menikah dengan pertimbangan yang telah dipikirkan masak-masak, bukan hanya sebagai bentuk penyerahan tanpa syarat kepada adat dan kemauan laki-laki.
Ia tetap berkarya walaupun sudah menikah.
Aku memberanikan diri untuk mengatakan, bahwa pilihannya tak salah.

Ah, sudahlah..
Siapalah aku hingga berani mengeluarkan pendapat dalam perdebatan tingkat tinggi itu ??
Yang kutahu..
Aku sudah hafal lagu Ibu Kita Kartini sejak SD dan itu juga menjadi instrumen pertama dan mungkin satu-satunya yang sekarang bisa kumainkan.

Bagiku ...
Ia memang pahlawan.

Seperti Cut Nyak Dhien dan Christina Martha Tiahahu yang berperang dengan gagah berani melawan Belanda...
Ia memang tokoh emansipasi wanita.
Seperti Tribhuawana Tunggadewi dan Ratu Sima yang memimpin sebuah negeri.
Ia memang wanita teladan.
Yang bisa menyeimbangkan peran di dalam dan di luar rumah.
Ia memang luar biasa.

Dan tentu saja banyak misteri yang tak kita ketahui kenapa dia bersedia dipoligami, kenapa tak jadi sekolah ke Belanda, kenapa seolah-olah yang dikemukakannya hanyalah ide...
Jawabannya hanya akan kita dapatkan bila menanyakan langsung padanya, atau dengan mencari bagian surat yang disensor oleh Abendanon.

Dan ia tak pernah meminta untuk dijadikan pahlawan, tak pernah meminta dijadikan tokoh emansipasi...
Jadi,, apakah layak kita menggugatnya ...??


Sumber :

Animusparagnos
Politikana
Tempo Interaktif
Opensubscriber, zamanku@yahoogroups



Monday, April 20, 2009

CS yang Baik dan Piracy

Ternyata,, ada yang bilang bahwa aku adalah orang yang baik hati dan berhati mulia.
WHAT ...??!

Aku bukan orang yang baik.. beneran.
Aku hanya,, orang...
Aku bukan orang baik, aku adalah orang yang ........ aarghh

Aku bingung.
Bagaimana caranya mengatakan bahwa aku bukan orang baik, tanpa mengatakan lawan katanya ..??
Kalau disebut orang jahat pun, bukan. Karena aku tak pernah merampok bank, atau mengkudeta pemerintahan yang sekarang dan berjanji membawa perubahan, tapi tak menepatinya kemudian.

Uhm ....
Ah, terjemahkanlah sendiri.
Hanya saja aku tersanjung, tulisan tentang customer service beberapa waktu lalu ternyata mendatangkan pujian yang kupikir, tak berhak kusandang.
Bahwa aku berhati mulia.

Who said that ..??
Infinite Justice, Suwung, Chie, Dafhy.. dan semua yang sudah comment di sana.
Oh no,, I'm not that good..

Aku tak berhati mulia.

Kenyataannya ...
Aku sinis, khususnya kepada politik.

Aku punya rasa dengki, misalnya pada perempuan cantik berotak kosong yang mendapatkan segala kemudahan.
Kata "Monyet" mungkin lebih sering keluar dari mulutku ketimbang "Astaghfirullah"
Reaksi pertamaku saat ada teman yang tertimpa kesialan adalah tertawa..
O bukan..!
Bukan kesialan seperti tragedi Situgintung, pesawat jatuh, angin puting beliung, atau kecelakaan lalu lintas.. Tapi kesialan konyol semisal kepleset di tengah jalan, kekalahan Manchester United, heel sepatu yang patah saat presentasi, atau bila ada teman yang ke-gap pacaran.. Tapi aku tertawa sambil mengulurkan tangan.
Sumpah..!
Dan ini mungkin pembenaran tak perlu, karena aku memang tertawa. Yang pasti bukan tertawa senang.. Kau bisa bilang itu tertawa simpati, agar mereka juga ikut tertawa.
Yaaa,, ini pembenaran lagi.

Dan di atas segalanya, aku punya tingkat emosi yang lebih besar dari ukuran badanku sendiri.
Mungkin kau sudah tahu, hal itu terbaca jelas di setiap tulisanku... Tak ada pembenaran atau pembelaan untuk ini,, karena Ibuku pun mengatakan demikian.
Tapi ya, aku sedang dalam usaha yang sangat serius untuk meredamnya.

Bisa kaubayangkan seorang customer service yang langsung nyolot bila berhadapan dengan
customer yang ngeyel-nya minta ampun, dan merendahkan kami selayaknya pelayan.
Nah,, bagaimana mungkin teman-teman mengatakan aku orang berhati mulia..?
Yang jelas,, aku bukan customer service yang baik.
Dan justru aku kagum pada mereka yang selalu tersenyum dan bersuara merdu tanpa mengepalkan tangan di bawah meja.

Seperti Nancy, yang sepertinya selalu bahagia..
Pekerjaan sebagai CS baginya adalah pengalaman yang seru ...
Dan ya, memang .. Kita menjadi terbiasa menghadapi banyak tipe manusia, dan aku tak menyangkal, kehadiran cowok tampan memang bisa mempertahankan senyum yang biasanya habis dalam 6 jam, bisa benar-benar awet bahkan sampai pulang ke rumah.
This award is for you, Nanz..
Fabuluos Award ini dikirim temanku Niken dari Taipei,, tapi aku tahu aslinya Bantul.
Oh no,, dia bukan TKW !! Kau harus lihat di sana, dia punya banyak foto-foto bagus.

Ada awards lagi, dari Uni Dede yang baik hati .. Lihat saja wajah teduhnya, kau pasti tahu dia memang baik hati.
Uni Dede memberi 5 award sekaligus, tapi supaya tak terlihat terlalu maruk, aku hanya mengambil 3 di antaranya..

Salah satunya kuberikan pada Yoan, yang dulu pernah menjadi operator warnet. Kurasa dia menemui permasalahan moral yang berat ketika dimintai tolong oleh anak-anak di bawah umur untuk mengakses file yang semestinya tak boleh mereka lihat.
Bagaimana dia berkelit dari itu ..?? Pasti dengan cara yang anggun, because she's much better than me..

Untuk itulah aku berikan award ini, inspiration award.

Tulisannya memang inspiring.

Yang kedua adalah ini :
Untuk Ria ...
Dulu Ria juga pernah menjadi operator warnet, yang sabar ketika berhadapan dengan customer gaptek yang tidak tahu caranya bikin email.. Yang dimarahi karna tinta printer tak sama dengan tampilan di monitor, dan atas nama koneksi yang buruk dimaki-maki oleh pelanggan.
Nasib lu Ya.. Ya ..
:)


Yang terakhir, friendship award juga, yang entah kenapa terlihat seperti lambang sila ke-5.

Ini untuk Genial ..
Entah apa dia juga pernah jadi CS,, tapi ini karena pendapatnya tentang software piracy yang telah lama kusepakati ..
Wahh,, bisa jadi ini kontroversial, tapi menurutku .. bila kita harus membeli semua software asli itu dengan harga yang mungkin melebihi gaji sebulan.. apa jadinya ..??
Aku sendiri sesak nafas.. bisa-bisa aku akan menjadi gaptek selamanya.
Aku pribadi, lebih memilih menyewa di rental dengan harga Rp 2.000 - Rp 6.000 per keping.


ENJOY the award, guys ..

Aku selalu bilang, award itu ibarat kado. Wujud memang tak seberapa, apa lagi bila terlalu banyak atau berat, mungkin susah untuk kau bawa pulang.
Tapi maknanya... luar biasa.
Seperti biasa, yang perlu dilakukan adalah memberikan award ini kepada orang-orang yang sesuai dengan kategori award tersebut, dan beritahu mereka bahwa mereka pantas menerimanya. Oh ya,, jangan lupa pasang award ini, beritahukan pada dunia..

PS :
Nah, kau lihat sendiri aku menyetujui software piracy, aku pemakainya, bisa dibilang aku membantu mengedarkannya...
Masih bilang aku punya hati yang mulia ...??
^_^

Wednesday, April 15, 2009

Serving Customer

Customer service,, menurutku juga adalah profesi yang mulia.
Ya, kusebut profesi karena memang butuh keahlian khusus untuk menjadi seorang customer service.. yang baik.
Karena customer service yang baik, adalah juga aktris yang luar biasa berbakat.

Have I told you that i've been a customer service when I was in college ..??
No,, bukan customer service yang memakai nice uniform, high heels dan rambut yang disanggul rapi.
Aku hanya seorang mahasiswi yang bekerja di rental VCD / DVD.
Oh, it's awesome ..!

Motivasi utamaku bekerja di rental yang baru belakangan ini kuragukan halal-haramnya itu -you know piracy- adalah :
1. Supaya aku bisa nonton film gratis. Dapat software dan game terbaru gratis. Setiap hari.
2. Sebagai justifikasi kenapa kuliahku tak juga selesai.
Atau mungkin sebenarnya, aku bekerja karena kuliah tak selesai, atau kuliahku tak selesai karena aku bekerja. Entahlah, sumpah itu bagus untuk pembelaan, tapi susah dicari jawabannya, seperti mencari apa yang lebih dulu, telur atau ayam.

Nah...
Sejak bekerja di Disc Rental itulah, aku mulai menghargai profesi customer service, pramuniaga, sales counter, dan semua jenis pekerjaan di bidang jasa... Pekerjaan yang berhubungan dengan melayani tamu, pelanggan, atau pengunjung yang biasanya selalu cerewet.

Aku merasakan bagaimana dilecehkan, tidak dihargai, direndahkan, diperlakukan seperti pelayan, dianggap bodoh .. bahkan ada beberapa yang kaget tak menyangka bahwa kami ini adalah mahasiswa, juga.
Huh,,
Itu cerita tak sukanya, cerita suka ...
Banyak.
Dari mulai CD / DVD gratis itu, sampai berkenalan dengan teman baru, mendapat tawaran pekerjaan yang lebih baik, atau yang paling seru adalah,, date!

Jadi, sejak itu...
Aku tak pernah membiarkan baju di toko tergeletak begitu saja setelah kulihat-kulihat, sama seperti akan senangnya aku bila ada pelanggan yang mengembalikan katalog DVD ke tempat semula.
Aku tak pernah memburu pelayan yang lambat mengantarkan pesanan makananku, karena aku tahu pasti ada beberapa faktor yang memperlambat.
Aku selalu meminta dengan tersenyum, sama seperti yang kuinginkan dari pelanggan yang mencari CD/DVD.
Aku selalu complain dengan ramah, sama seperti yang kuinginkan bila ada pelangganku yang complain.

Bukan apa-apa.
Aku hanya tak ingin mereka menyumpah di belakangku. Tak ingin aku menjadi bahan gosip saat CS-CS ini makan siang. Tak ingin jadi bahan gerutuan.
Sama seperti yang kami lakukan bila menemui pelanggan-pelanggan yang menjengkelkan semacam itu.

Tetapi liburan kemarin, aku tersentak kaget sendiri.
Ternyata, sekarang setelah aku tak lagi bekerja menjadi "pelayan tamu", aku sekarang berubah menjadi monster itu lagi, monster yang paling dibenci setiap CS.

Suatu hari di akhir liburan kemarin, di sebuah Factory Outlet yang sangat ramai, saat aku mengelilingi tempat besar itu mencari oleh-oleh sampai rasanya kepalaku pusing, aku menyadari bahwa aku telah menzolimi Pramuniaga di sana.
Rupanya tanpa kusadari, demi mengejar waktu check out hotel, aku telah mengobrak-abrik banyak baju, celana, dress, tanpa excuse kepada mereka.
Cuek.
Begitu tahu bahwa itu bukan barang yang cocok, langsung kutinggalkan begitu saja. Atau meletakkannya lagi di tempat terdekat, berantakan, tak peduli kekacauan kecil yang mungkin telah kusebabkan.

Aku tertegun di suatu saat, ketika aku menoleh lagi ke belakang, dan melihat di sana, gadis-gadis ABG itu, meraih baju yang tadi kugeletakkan, melipatnya lagi dengan rapi, dan menaruh kembali ke tempat semestinya.
Dalam diam.
Aku tak tahu apakah dalam hatinya dia menggerutu.
Tapi yang kulihat, sepertinya dia ikhlas.

O My God.
Aku jadi teringat, di tempat lain, di situasi yang lain, telah beberapa kali hal seperti ini kulakukan. Disadari ataupun tidak.

Ketika wisuda, aku protes tak karuan waktu si Tukang Salon yang terkenal itu mendandani wajahku dengan eye shadow warna emas dan lipstick merah..!!
Katanya, untuk disesuaikan dengan kebayaku yang bernuansa hijau emas.
Katanya, warna lipstick itu bagus difoto.
Aku menjawab dengan emosi tak kira-kira, "Aku tak butuh bagus di foto, yang penting adalah apa yang dilihat orang secara langsung saat berhadapan dengan aku!"
Saat bertemu Mama di gedung tempat wisuda, aku mencak-mencak lagi, "Tau gitu aku dandan sendiri. Udah bayar mahal-mahal."
Mama hanya berkata, "Sudahlah, itu rejeki orang yang diberikan Tuhan melalui kita."
Ya. Aku terdiam. Itu kebenaran.

Tapi seminggu kemudian aku kumat lagi, saat berhadapan dengan travel agent.
Waktu itu aku memesan tiket untuk temanku. Permasalahannya adalah, ketika semua kupikir sudah beres, tiket sudah dibayar, nomor kursi sudah didapat, alamat penjemputan sudah jelas.
Ternyata, di menit terakhir temanku diberitahu melalui telepon, bahwa kursi yang diperuntukkan padanya, sebenarnya telah terisi, bahwa temanku ini sebenarnya ada di waiting list.
Nah, bila kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan ??
Ya, menelepon dan mulai mencecar dengan suara yang kubuat setegas-tegasnya.
Dan aku mendapatkan apa yang kumau. Tapi setelahnya, ketika kepalaku sudah dingin, I felt so bad.

Dan ingatan itu membawaku lagi pada peristiwa-peristiwa lain.
Aku lupa.

Aku lupa bahwa mereka juga manusia biasa.
Aku lupa bahwa dulu, aku pun pernah melakukan kekeliruan ketika melayani pelanggan.
Aku akan kehilangan konsentrasi bila aku lapar
Mukaku akan tertekuk sedih bila aku patah hati.
Aku akan sulit tersenyum bila suasana hatiku tak enak.
Gerakanku menjadi lamban bila aku terlalu capek.
Aku pun pernah berada di posisi yang sulit saat permintaan pelanggan berada di luar batas wewenangku.

Aku lupa, bahwa permintaan secerewet apa pun, complain yang seburuk apa pun, akan tetap terasa menyenangkan bila si pelanggan datang dengan tersenyum.
Dengan ucapan kecil seperti kata "sorry loh, jadi repot.", atau.. "duh, jadi berantakan."
Atau kemudian diakhiri dengan ucapan manis, "terimakasih."

Jadi hari itu, aku masih melihat gadis ABG itu di mana-mana, membereskan kekacauan yang dibuat oleh sekian banyak orang.
Aku tergerak untuk mendekatinya dan sekedar berbasa-basi. Ketika seorang Ibu di sampingku berkata, "Kok repot, Mbak.. That's what they're paid for."

Aku memandang gadis itu lagi,, how much...??


Saturday, April 11, 2009

Award Pasca Golput

Oke..
Soal Golput, sudahlah ...
Toh Partai yang akan kupilih bila seandainya aku tidak diabaikan oleh KPU, sekarang ini -11 April 2009- bukan berada di 3 besar. Jadi, seandainya ketambahan dengan suaraku yang kecil ini pun, sepertinya tak banyak pengaruhnya.
Uhm, tapi mungkin KPU tak tahu apa-apa.. Mungkin harusnya aku protes pada Pak RT..
Atau sepertinya aku harus lebih banyak lagi menyapa bila aku lewat di depan rumahnya, sekedar untuk memberitahu bahwa anak kecil bernama Muzda ini punya aspirasi politik juga.

Dan lagi, aku tak bermaksud meragukan urusan siapakah dosa ini...
Ataukah bisa itu disebut dosa...??
Aku tak benar-benar ingin menanyakan pertanyaan konyol itu ke sang pembuat fatwa...
Bukan itu permasalahannya, aku hanya kesal karena tak bisa ikut mencontreng.
Sudahlah..

Oh ya,, kemarin...
Aku dapat award dari seorang teman yang ingin bunuh diri,, hahaaa...
Yoan.
Well, bukan maksudku untuk bilang dia benar-benar ingin bunuh diri atau apa, itu hanya judul tulisannya waktu pertama aku berkunjung ke blognya.
Tapi aku tahu, tulisannya itu hanyalah perpanjangan kata dari ungkapan yang juga sering kulontarkan ketika aku sedang kaget, atau surprise akan hal-hal yang tidak kuharapkan.
Aku hampir selalu bilang : "matilah aku.."
Sama kan ..?? Cuma dia mungkin mengungkapkannya dengan cara yang lebih cerdas.

Award ini yang dia beri :



Yang mana, Yoan ...??

<-- Ini .. atau .. itu -->

Dua-duanya ....??



Oke, dua-duanya.
Aku akan meneruskan award ini pada teman-teman yang blognya kukunjungi hampir setiap hari,,
I do love your blog, guys ...

1. Dean : The one who influence me to blog
2. Putri : isi blognya selalu "cantik".
3. nRa : tempat aku mengintip Taipei dan foto-fotonya.
4. Mangkum : aku iri dengan banyaknya aktivitasmu, Mang ...
5. Arya: Good spirit of Remixmax yang selalu berkunjung ke sini :)
6. Achoey : blog tempat aku berkaca dan mengingat Tuhan, seolah dapat siraman rohani :)
7. Brainware : for his rockin' IT blog yang hanya ku-comment bila ada postingan dalam bahasa yang kumengerti :p
8. Qiqi : mriki sini si tukang ngupil ;)

9. Indra : yang suka mengacau di chat box-ku :p
10.Animusparagnos : tanpa perlu di-review, blogmu pun sudah luar biasa

Ada beberapa peraturan yang harus dipenuhi sehubungan dengan award tersebut:
1. Letakkan logo ini ke dalam postingan Anda.
2. Nominasikan/anugerahkan sedikitnya kepada 10 teman Blogger Anda.
3. Jangan lupa memasukkan link teman Anda yang masuk dalam nominasi tersebut.
4. Agar mereka mengetahui bahwa mereka sedang mendapatlan Awards ini, maka Anda sebaiknya memberitahunya dengan berkomentar di posting mereka!
5. Bagilah cinta dan link di dalam postingan ini dan dari orang yang menganugerahi Awards tersebut. (lha mbuh piye teknisnyah :P )

PS :
* Aku copas langsung dari postingannya Yoan, yang katanya di-copas juga dari entah siapa yang memberinya award ini.

* Aku juga ingin meneruskan award ini kepada sesepuh blogger seperti Om Trainer, Sang Penganyam Kata, DV, Pak Ersis, Uda Vizon, Mba' Imel, Mba' Tanti, Mba' Eka, Mba' Puak, Uni Dede...
Tapi aku yakin mereka sudah sering menerima award serupa, dan sebagai newbie yang rendah diri, aku takut mereka akan direpotkan oleh ulahku ini.



Thursday, April 9, 2009

Surat untuk MUI

Yogyakarta, 9 April 2009

Kepada Yth.
Ketua Majelis Ulama Indonesia
Di
Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan hormat
Sehubungan dengan Pemilihan Umum Legislatif yang diselenggarakan pada hari ini, 9 April 2009, dan juga berkaitan dengan fatwa haram yang dikeluarkan oleh MUI tentang hukum golput, saya bermaksud untuk mengajukan pertanyaan yang menurut saya sangat penting untuk saya dapatkan jawabannya.

Saya Golput hari ini.

Tetapi saya bisa menjelaskan apa alasan dari tindakan saya ini, yaitu saya tidak terdaftar sebagai pemilih.

Berikut adalah kondisi yang mungkin menimbulkan permasalahan tersebut :

1. Saya bukan warga asli Jogja. Tetapi sudah sejak 4 tahun lalu saya memegang KTP Jogja. Saya tercantum di Kartu Keluarga kerabat saya.

Di sini : saya tak terdaftar sebagai pemilih.
Asumsi kerabat saya : saya terdaftar di Kelurahan tempat saya berdomisili.

2. Saya berdomisili di tempat yang berbeda dengan alamat di KTP saya.

Di sini : saya tak terdaftar sebagai pemilih.
Asumsi Pak RT : saya terdaftar di tempat kerabat saya, tempat KTP saya beralamat.

3. Saya, mengasumsikan bahwa Pemilu tahun ini akan sama dengan prosedur Pemilu 5 tahun lalu. Di tempat saya kos dahulu, kami didata tepat 2 hari sebelum Pemilu.

Kondisinya sekarang : sudah sangat terlambat untuk mengurus hal ini ke Kelurahan, karena pada H – 1, Kantor Kelurahan dan pendaftaran sudah tutup.

Saya menyadari bahwa ke-Golput-an saya ini disebabkan oleh kelalaian saya sendiri, dan kurangnya usaha saya untuk aktif mencari informasi. Dan di sini saya juga tidak bermaksud untuk melemparkan kesalahan pada panitia Pemilu.
Saya hanya khawatir pada nasib saya di akhirat.

Pertanyaan saya :
Apakah saya sudah melakukan dosa besar yang tak terampuni ?

Karena bila demikian, saya berjanji akan bertaubat dan menebus dosa saya dengan ikut memilih –dan mendaftar sebagai pemilih- di Pemilihan Umum Presiden tanggal 6 Juli 2009 mendatang.

Demikian, dengan kerendahan hati saya mohon untuk diberikan jawaban.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih

Wassalam.



Hormat saya




Muzdalifah Muhlan



Monday, April 6, 2009

Kusebut Mereka Seniman yang Hidup di Jalan

Kau tau..
Setiap kali long weekend, dan aku mendapati tiba-tiba jalanan di Jogja menjadi dua kali lebih padat dari biasanya,, aku selalu tergoda untuk ikut juga ke Malioboro....
Aku selalu bilang, saat-saat itu Jogja menjadi berat sebelah, oleng ke Barat dan Selatan, sementara kota bagian Utara dan Timur ringan tak ada yang mengawasi...

Jadi aku berkata pada diriku sendiri, weekend ini untuk mereka, minggu besok giliranku ke sana.
Dan Malam Minggu tadi aku ke sana..
Tujuannya hanya untuk makan, jadi aku dan dua orang teman ke Malioboro pada jam 9 malam, di saat toko-toko sudah tutup dan sekarang giliran lesehan mulai menjajakan dagangan persis seperti "Yogyakarta" yang dikata Kla Project.
Aku kangen merasakan sambel mentah di Lesehan Terang Bulan.
Yah, kita bisa bilang semua rasa lesehan itu seolah sama, tapi entah kenapa Malioboro selalu membuatnya luar biasa...
Dan pengamen yang menyanyi, memainkan gitar, dan berani menanyakan pada kita :
"Ada request, Mbak...?"

Dan mulailah rangkaian lagu-lagu dari masa muda Ayahku terdengar..
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you ..
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love...

Dua orang seniman jalanan, pria berusia sekitar 40-an. Memainkan gitar, dengan suara yang ditelingaku yang tuli nada saja terdengar sangat indah, bersahut-sahutan antara yang bass dan sopraan..

Aku terhanyut dengan kenangan pada lagu itu, juga terpesona dengan senyum dan mata mereka ketika menyanyi.
Tanpa kukehendaki, di kepalaku tercipta sebuah plot, di mana mereka berdua adalah tokoh utamanya.
Dua orang laki-laki, kepala rumah tangga.. Mungkin mereka adalah lulusan Seni Musik Insitut Seni Indonesia, dan sehari-hari bekerja sebagai guru musik di Sekolah Menengah.
Mengajarkan musik pada anak-anak sekolah yang berkeinginan menciptakan musik sehebat Muse dengan instan, tapi tak terlalu peduli pada proses penciptaan musik itu sendiri, tentang pengetahuan dasar musik, dan irama seperti yang mereka hayati di bangku kuliah dan juga di setiap malam menapaki Malioboro selama berpuluh tahun.

Aku membayangkan anak-anak mereka pun tak terlalu peduli pada nada mereka yang istimewa. Anak-anak itu lebih menyukai lagu-lagu siap pakai yang dapat didownload dengan bebas di internet.
Aku pun seolah bisa melihat istri-istri mereka, yang tak begitu peduli kecintaan mereka, selama masih pulang membawa uang dengan jumlah lumayan.
Mungkin penghargaan dari orang-orang sekitar mereka sungguhlah sedikit..

Bergiliran lagu-lagu lama Sepanjang Jalan Kenangan, Diana, Gereja Tua kudengarkan dengan ketertarikan yang sanggup membuatku lupa betapa pedasnya sambel mentah itu, bahkan juga menyingkirkan perhatianku dari pasangan homo di sebelah tempat dudukku, yang Masya Allah,, gantengnya luar biasa
....
Kubayangkan mereka, dua orang seniman ini, sedang berada di situasi yang lumayan pelik, antara idealisme musik mereka, dan tuntutan tingkat tinggi yang bernama kebutuhan rumah tangga...

Dan lagu terakhir yang kudengar adalah Boulevard...
Yang rasanya masih terngiang-ngiang di telingaku ketika aku teringat pada seniman jalanan lain, yang bila jadwal kuliahnya tak sampai sore, selalu terlihat perform di Boulevard UGM...
Aku bertemu dengannya ketika aku makan di Lesehan Banyuwangi, di sepanjang barat Graha Sabha Pramana..
Hotel California dan bad boy look-nya membuatku tertarik. Dan dari sana kami berteman..

Setengah tahun kemudian, tiba-tiba aku tak lagi melihatnya di sekitaran UGM... Rupanya katanya, dia dikeroyok oleh rombongan pengamen lain di Jalan Solo.. yang mengakibatkan handphone-nya rusak dan menghancurkan gitarnya.
Kecemburuankah...?? Atau masalah perebutan lahan ...??

Sepertinya iya, aku tak tahu pasti... Sekarang dia sedang serius dengan skripsinya, tapi dia tetap menyebut dirinya seniman jalanan.

Ya, bila kau lihat pengamen di sepanjang Graha Sabha, mereka rata-rata mahasiswa yang menyanyikan lagu-lagu populer..
Dan bergerak ke utara, antara lampu merah Bulaksumur dan Kentungan, di sepanjang Jalan Kaliurang KM 4 sampai KM 6, setiap malam kau juga pasti akan menemukan Mr. Beatles.
Kusebut dia Mr. Beatles, karena dia selalu, selalu memainkan lagu-lagu The Beatles. Kau pasti akan langsung mengenalinya, rambutnya sudah berbentuk bob dengan poni itu sejak aku pertama kali melihatnya, jauh sebelum Changcutters muncul di TV.

Alat musik yang dimainkannya adalah gitar, dan harmonika yang dikalungkan di lehernya dengan seutas kawat kecil yang dibentuk sedemikian rupa sehingga harmonika itu jatuh tepat di mulutnya. Dia tak menyanyi, harmonika itulah nyanyiannya, gitar itu instrumen utamanya, dan seluruh tubuhnya memainkan musik itu. Kepala, kaki, mata....

Dia akan menolak diberi uang bila lagunya belum selesai. Dia akan perform sampai nada terakhir. Dan di ujung lagu, dia akan menutupnya dengan sempurna :
"[Judul, misalnya] Yesterday, dari Beatles..."

Baru kemudian, dengan senyum gembira dan anggukan terimakasih, dia menerima setiap receh yang diulurkan oleh mereka yang sedang menikmati makan malam, yang kebanyakan malah berbisik-bisik di belakangnya.

Aku kerap bertemu Mr. Beatles, hampir setiap malam. Cukup aku berjalan keluar gang sekitar 50 meter. Di sana, di lesehan dan angkringan itu, pasti ada dia...
Kata orang, dia sudah perform di Jalan Kaliurang sejak 20 tahun lalu.
Aku tak tahu.. tak juga ingin mencari tahu.
Aku bahkan tak pernah menyapa ketika berpapasan dengannya.
Seolah aku takut, kemisteriusan dan keistimewaannya akan hilang bila aku mengenalnya.
Dia, urban legend.
Da tak pernah berubah.

Bertolak belakang dengan perubahan ekstrim yang kutemui di Podjok Beteng Wetan..
Tahun pertama aku kuliah, aku lihat anak muda itu duduk-duduk di sana bersama teman-temannya, nongkrong, merokok, ndhobos, saling mengumpat dengan pisuhan khas Jogja..
*bip.. bip.. bip* (suara sensor :)

Sekitar dua tahun kemudian.. kulihat ia tak lagi di sana bersama teman-temannya.. Setelah kuperhatikan, ternyata dia sekarang mengamen, menghampiri setiap pengendara di lampu merah JokTeng Wetan dengan sepetik dua petik gitar...

Setelah lama aku tak lagi melewati daerah itu, terakhir kulihat dia duduk-duduk lagi di tempatnya semula.
Sendirian, gondrong, kotor, cengengesan, gila...!

Ada yang berubah, ada yang tetap seperti saat pertama kita temui.
Inilah yang mungkin menjadikan kota ini penuh kenangan, bagi orang-orang yang sudah meninggalkannya, ataupun pendatang yang selalu ingin kembali....

Jauh malam setelah itu, setelah menonton kemenangan Liverpool Vs Fullham, aku pulang.
Di jalan aku sempat melihat Heri.
Dia berjalan pulang entah ke mana, mungkin dari jalan Solo.
Kulihat dia bergerak kelelahan, roknya yang ketat membuat ia hanya bisa mengayun langkah kecil-kecil. Boot ber-hak tinggi yang dipakainya semakin mempersulit langkah kakinya yang selisih sekian senti dari kaki satunya. Make-upnya masih terlihat berkilauan ditimpa lampu jalan, tepat di kelopak matanya yang dihiasi eye shadow berwarna keperakan. Ketika aku melewatinya, kudengar kerincingan yang digenggamnya dengan setia di tangan kanan berbunyi pelan...

Tak ada foto untuk ku-upload. Aku tak bawa kamera,, atau tepatnya, aku tak menyangka akan bertemu dengan keajaiban Jogja yang -sebenarnya aku tahu dengan pasti- akan selalu kutemui di setiap sudutnya.


PS :
Ini tak ada hubungannya sama sekali dengan tulisan di atas. Tapi ....
Please check on my new comment thread that I got grom Disqus.
I hope you like it.


Friday, April 3, 2009

Theme Song

Tadi sore di sebuah mall, when I was trying on a cute lime-green dress, which.. by the way... hanya bisa kucoba, tiba-tiba aku mendengar suara dari masa lalu.
Dari speaker.
Tetaplah menjadi bintang di langit..
Agar cinta kita tetap abadi ...

Hahaa,,
Mau tak mau aku tertawa.
Kau bisa bayangkan pasangan seperti apa yang menjadikan lagu "Kasih Tak Sampai" sebagai lagu mereka..??
Ya, Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri.
Atau aku.
Well, it's over, anyway...

Rasanya, hampir setiap pasangan pasti punya satu lagu yang akan membuat mereka berseru : "Hey,, it's our song..!"

Ayolah, kau pasti punya...
Bahkan orang tuaku punya.. Hanya saja aku tak tahu yang mana...

Ngomong-ngomong tentang lagu tertentu yang menandai momentum suatu hubungan, ada seorang temanku yang jatuh cinta luar biasa dengan "Lucky" milik Jason Mraz dan Colbie Colliat.
Yang membuat ini tidak biasa adalah, dia
menetapkan lagu terlebih dulu, baru memutuskan untuk membangun momentumnya.
Ya, kedahsyatan Lucky ini berhasil membuatnya memutuskan untuk jatuh cinta pada sahabatnya sendiri.
Entahlah apa yang dia pikir, tapi menurutku dari senyum dan cara matanya menerawang setiap menyanyikan lagu itu adalah, bahwa setiap kata terasa sempurna. Bahwa seolah-seolah, lirik lagu itu khusus diciptakan untuk mereka....
Coba saja simak, memang sangat romantis kedengarannya...
I'm lucky I'm in love with my bestfriend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again...

Satu-satunya masalah adalah, they're only bestfriends, with no setruman listrik.
Dan hampir seperti semua bestfriends yang mencoba cara lain, di tengah jalan dia berkesimpulan bahwa menyerempetkan persahabatan itu mungkin hanya akan membuatnya kehilangan sahabat.

So, goodbye to Jason Mraz.
And then she went out with this guy, yang setelah beberapa bulan dibangun dengan lagu-lagu melankolis Kerispatih, dia datang padaku, dengan tangis sekaligus amarah, dan minta dimainkan (di playlist, tentu saja) Kekasih Tak Dianggap...!

Ya, dia patah hati.
Dan sudah kukatakan padanya, jangan mendengarkan lagu mendayu-dayu yang membuatmu semakin dekat dengan kotak tissue.
Kusarankan padanya lagu patah hati andalanku, "Famous Last Words". The strongest broken heart song ever, by My Chemical Romance.
They're genius, you know...
I am not afraid to keep on living
I am not afraid to walk this world alone

Tapi dia menolak, dengan alasan Kekasih yang adalah mentari tapi tak bisa menghangatkan ini bisa membantunya merenung, dan sekaligus meraung-raung..
Ah, kau tahu rasanya, apa pun yang kita ucapkan pada fase 12 jam pertama ini mental semua, yang masuk dan terekam di otak hanya sepersekian saja.
In the name of rescue, aku menemaninya menghabiskan malam itu dengan tumpahan lagu-lagu serupa, dan bahayanya semakin lama rasanya akulah yang ingin bunuh diri dengan ratapan mengasihani diri sendiri ini.

Tapi untunglah, dia kemudian berhasil bangun keesokan harinya dan menjalani terapi paling ampuh, belanja !!
And keep investing in love...
Theme song-nya kali ini : Labels or Love.


Wednesday, April 1, 2009

Tentang Sebuah Kota

Pulang.
Ke rumah.
Rumah --> tempat di mana Ibumu berada (dari buku John Grisham, lupa judul hafal cerita)
Rumah --> tempat kau meletakkan hatimu (dari chicklit, lupa judul ingat cerita)


Masalahnya,

Di sinilah Ibuku berada --- Kotabaru Gunungnya Bamega


Dan di sini hatiku --- Jogja Berhati Nyaman



Dan aku selalu merindukan keduanya.

Saat yang paling kutunggu waktu aku masih mahasiswa fresh adalah mudik lebaran. Sungguh pengalaman yang luar biasa, ketika kapal laut masih merupakan pilihan yang populer sebelum kesederhanaan kami tergantikan dengan kepraktisan pesawat.

Dan saat yang paling mendebarkan adalah ketika daratan kota kami nampak di kejauhan, menghirup aroma pelabuhan, dan membayangkan makanan favorit yang disiapkan di rumah.
Telingaku juga menikmati setiap ocehan calo, seruan para sanak family, mendengar kembali orang-orang bicara dalam bahasa Ibu kami, di samping usaha untuk menangkap suara-suara familiar penjemputku.

Pulang.
Ke tempat Ibu berada.

Ke sebuah kota yang punya banyak sudut yang tak pernah selesai kujelajahi, dan keunikannya tak jua kupahami.
Keunikan yang membuat gunung bukanlah tempat jauh, karena di sanalah rumah Nenek.
Keunikan yang menjadikan laut sebagai alun-alunnya.

Menyenangkan.
Mendengar gaung orang mengaji di setiap penjuru kota dari menara Masjid yang menyebar rata.
Dan kemegahan Takbir yang menuntun kami bersimpuh di depan Ibunda..

Namun, dua minggu kemudian, setelah pikuk Hari Raya menyurut, kami pun tak sabar untuk pulang lagi.
Kali ini, ke tempat di mana hati kami berada.

Di setiap meter jalan memasuki Jogja, kami seolah merasa berada di kandang kami sendiri. Bersemangat kembali ke rutinitas kami, hidup kami, dan semua tantangan perantauan kami..

Begitulah senangnya aku..
Ketika Ibuku menyadari bahwa aku tak ingin pulang selepas kuliah, Beliau berkata :
"Mama mengerti... Meskipun kau lahir dan menghabiskan masa kanak-kanakmu di sini..
Tapi di sana lah kau tumbuh dewasa, di sanalah kau menemukan dirimu. Di sana juga kau menemukan jalan untuk mewujudkan mimpimu.
Jadi wajar bila kau merasa Jogja-lah tempatmu."

Aku menangis mendengarnya...

Tapi pagi ini, Mama menelepon lagi..
Cinta dan sekaligus kegeraman hati membuatnya berkata :
"Pulanglah nak..."

Ke mana aku harus pulang, Mama...??
Tak mungkin aku meregangkan kaki dan hatiku tanpa mengakhiri hidupku sendiri.
Aku pasti selalu pulang ke pangkuanmu dan mencium kakimu.
Tapi sekarang ini..
Di mana pun lemari bajuku berada, tempat aku tidur dan bangun keesokan harinya..
Di situlah rumahku.



* Credit (karena aku tak punya skill fotografi :)
Foto hometown dari si petualang ini, Nasrudin Ansori, dan kepiting masakan si Kakak
Tugu diambil acak dari sini
ThQ


PS :

Aku segitu homesick-nya sampai tak tahan untuk upload foto susulan ini..
Sumpah, aku merasa mencium bau laut dari [Jalan] Kaliurang sini :D

3 foto terakhir ini dari si ini dan si itu
Sstt,, Kupikir "si ini" itu sebenarnya juga homesick, sampai dia memberiku foto ini gratis ;)

Template has been modified and taken from this site