Sunday, June 28, 2009

Mimpi Buruk

Teruslah membaca, kawan, atau lompatilah sampai paragraf empat.
Aku tak sedang menakut-nakutimu. Ini bukan cerita hantu.

Seorang teman bercerita bahwa tadi malam ia tindihan. Kau tahu apa itu tindihan?
Aku tak tahu, karena belum pernah mengalaminya.
Beberapa temanku acap mengalami peristiwa ini. Kata mereka, tindihan adalah suatu situasi menakutkan di mana tubuhmu tak bisa bergerak, berat seperti ada kekuatan yang menindihmu. Kekuatan yang berasal dari makhluk alam lain yang datang ketika kau sedang tidur.

Ada yang mengatakan bahwa yang datang ini adalah makhluk hitam besar yang mungkin bernama Genderuwo, atau seperti temanku tadi malam, ia didatangi oleh makhluk (mungkin) perempuan yang berwujud seperti manequin. Seksi, iya, tapi juga keras tak bernyawa tak bermata tak berhidung tapi bermulut yang berusaha menghisapmu seperti Dementor.

Kau tak bisa bergerak, tapi masih bisa berpikir.
Masih bisa memotivasi diri untuk bangun.
Masih bisa mengucap doa dalam hati.

Hanya mimpikah, atau betul-betul nyata ?
Entahlah, aku tak ingin terkesan sok jago dengan mengatakan bahwa itu cuma mimpi. Aku belum pernah mengalaminya. Dan aku juga tak ingin mendebat hal-hal di luar akalku, lebih lagi karena hal itu ada di luar kemampuan dan pengetahuanku.

Jadi lebih baik kita bahas masalah mimpi buruk saja, karena tadi malam pun aku bermimpi, mimpi yang bisa kukategorikan buruk.

A
pakah tadi malam kau juga bermimpi buruk? Iya?
Apakah kau terbangun, langsung terduduk di tempat tidurmu, berkeringat dan nafasmu naik turun persis seperti di film-film horor?
Apakah kau kaget seolah kau baru saja ditampar?
Ataukah kau tiba-tiba bangun dan matamu nyalang menatap langit-langit kamar?
Atau seperti aku, kau tersenyum dan menarik nafas lega?

Apa memangnya ketakutan terbesarmu sampai kau menyematkan label buruk dalam sebuah mimpi?
Bunga tidur. Kata orang tua zaman dulu, mimpi adalah bunga tidur, a
tau pun pengharapan yang berada jauh di belakang otakmu. Kata mereka juga, mimpi adalah visualisasi ketakutanmu.

Mimpi yang bisa kubilang buruk adalah mimpi bahwa hari ini aku harus masuk kerja, tapi aku langsung tersenyum menyadari bahwa ini hari Minggu.
Mimpi yang bercerita tentang pertengkaranku dengan seorang teman baik, dan kelegaan yang menyertai begitu aku bangun.
Mimpi tentang mantan pacar yang sudah punya pacar baru. Kalau yang ini aku memang was-was.
Atau mimpi bahwa aku sudah membuat marah orang tuaku. Aku bangun dengan ketakutan, tapi sungguh rasanya aku ingin menangis lega menyadari ternyata itu tak nyata.

Aku tak pernah ingat mimpi buruk lain, seperti yang sering diceritakan di film-film horor. Kecuali satu.
Mimpi tentang ular.
Kau belum tahu kan, aku phobia dengan ular.
Aku takut, jijik, ngeri. Gilo. Aku gilo.

Masalahnya, setiap aku mendengar ada yang menyebut nama hewan ini, setiap kali aku melihat gambarnya atau melihatnya di TV, ia selalu datang dalam mimpiku.
Dalam mimpi itu, aku selalu berada dalam satu ruang tertutup bersamanya. Entah satu entah banyak. Dan di luar sana, ada orang-orang yang selalu saja tak mau menolongku, sekeras apa pun aku menangis dan minta tolong.

Kata orang yang percaya mimpi, mimpi tentang ular, dikejar atau pun digigit itu artinya akan dapat jodoh.
Manalah kupercaya, sedangkan mimpi itu selalu membuatku takut, mengigau, dan kehabisan nafas sampai kadang aku harus dibangunkan.

Haih, apalah...
Yang pasti aku selalu bersyukur setiap kali bermimpi buruk, karena aku tahu bahwa itu hanya ada dalam tidur.

blog comments powered by Disqus
Template has been modified and taken from this site